Dua Tahun Ini

2nd-birthday

Juli 2010 – Juli 2012, sudah genap 2 tahun ini saya tinggal di kota Semarang. Kota yang terkenal dengan loenpia, Tugu Muda, Lawang Sewu, dan kucingan-nya. Saya sendirilah dengan pikiran dan akal yang sehat yang memilih kota dan pilihan ini untuk hidup selanjutnya. Untuk kuliah di Undip, untuk masuk Kelautan, untuk naik vespa, dan pilihan yang lain. Dan apa yang telah kita pilih, selayaknya musti diperjuangkan.

Selama dua tahun ini saya lalui dengan mempelajari perihal Ilmu Kelautan di Universitas Diponegoro. Mempelajari yang tidak pernah terbayangkan saya semasa kecil; yang hidup di kisaran dataran luas dan kaki gunung. Yang semasa SMA lebih sering berkutat dengan komputer atau organisasi. Tapi menjadi menarik untuk mengetahui bagaimana laut bisa nampak biru, apa-apa saja penghuni laut di bawah sana, gejala-gejala laut dan apa-apa saja yang berhubungan dengan laut. Bersama dengan 250-an teman yang lain kemarin kami di-ospek sampai jauh ke Jepara, dan sekarang tanpa terasa kami yang mempersiapkan itu untuk penyambutan adik-adik angkatan kami.

Dua tahun ini saya juga menjadi penyelam bersama Unit Kegiatan Selam Undip (UKSA-387), memberanikan diri ikut mendaftar recruitmen tahun lalu tanpa modal apa-apa, hanya tekad dan nekad. Akhirnya dengan perjuangan berat berhasil menjadi salah satu dari keluarga besar UKSA-387 Undip. Dengan 34 rekan se-angkatan, kami berhasil melewati berbagai tantangan. Berenang mengelilingi pulau sampai menyeberangi pulau, membuat taman bawah laut dan tantangan yang paling berat; tetap setia dengan pilihan. Kini sudah lahir pula adik angkatan, yang meneruskan perjuangan kami. Dan sekarang tugas utama kami adalah mengontrol, sebentar lagi pula akan menjadi pengurus inti dari organisasi ini. Suatu waktu akan saya jelaskan panjang lebar tentang ini.


Dua tahun ini saya sudah menjalani hubungan dengan Annelies, tahu benar akan apa-apa saja kelebihan dan kekurangannya. Ingat pertama kali berkenalan dengannya sangat sulit untuk mendekatinya. Selalu saja ada masalah. Tapi benar kata orang-orang tua, apa yang susah payah didapat itu akan terasa manis saat kita berhasil mendapatkannya. Sekarang sudah jauh lebih baik, dia semakin mulus dan lancar. Saya juga semakin tahu benar apa yang musti dilakukan ketika dia mogok. Dan beberapa hari ke depan, kami akan melakukan perjalanan ke Bandung dan sekitarnya.

Dua tahun ini pula tingkat ke-urakan saya juga semakin bertambah, yang semula masa-masa SMA rambut cepak dan tertata rapi sekarang gondrong ndak jelas. Hidup yang semula sedikit tertata dan teratur kini babar blas. Kulit semakin hitam dan rambut semakin soklat. Mandi jarang, makan seadanya. Dan tanpa saya sadari sekarang lebih banyak kata-kata kasar yang keluar dari mulut saya dan pikiran-pikiran negatif yang bergerumul di otak saya.

Yang terpenting daripada itu, selama dua tahun ini saya banyak disadarkan oleh BAPAK perihal arti kegagalan. Ini yang memaksa saya untuk semakin dewasa. Banyak rencana-rencana saya yang tak berjalan sesuai rencana atau dalam bahasa lebih halusnya; orang menyebutnya gagal! Beberapa pengajuan proposal, dan pengajuan beasiswa. Ditolak organisasi dan kelompok, serta banyak lagi kegagalan menyadarkan saya memang saya musti bekerja lebih keras untuk mendapatkan itu. Hem, hidup memang tidak bisa sesuai dengan apa yang kita rencanakan. Katanya, BAPAK pasti punya rencana indah di balik itu semua. Saya percaya itu. Dalam dua tahun ini saya sudah memilih, saya sudah berjuang, dan sekarang saat yang baik untuk tidur; sambil bermimpi bahwa esok hari, di tahun-tahun berikutnya akan berjalan lebih baik!!

2 tanggapan untuk “Dua Tahun Ini”

Tinggalkan Balasan ke dzul Batalkan balasan